Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran Sebagai Scaffolding pada ZPD peserta didik

AKSI NYATA TOPIK 5

Oleh Tri Yanti Sulistriaji Ningrum

Mulai dari diri

·           Apa yang anda pikirkan tentang topik sebelum memulai proses pembelajaran?

Hal yang saya pikirkan tentang topik ini adalah bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia dan seberapa pentingkah penerapan pendekatan, strategi, metode, dan teknik sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik. Pertanyaan tersebut terjawab melalui pembelajaran lebih lanjut. Kondisi pendidikan di Indonesia masih mengalami beberapa permasalahan seperti kurang meratanya distribusi guru di daerah pelosok dan masih banyak anak-anak yang tidak mendapatkan akses pendidikan yang layak. Meskipun demikian, hal ini tidak menyurutkan semangat para guru yang ikhlas mengabdi untuk mencerdaskan generasi bangsa apapun kondisinya. Pemikiran ini saya dapatkan setelah menyaksikan video, Pak Asri guru PTT di SDN Wayatim, Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Maluku Utara yang rela meninggalkan anak dan istrinya di Tobapoma demi memajukan pendidikan di Wayatim. Beliau menjadi guru tunggal di Wayatim selama lima tahun dan mengajar berbagai mata pelajaran sekaligus. Saya juga salut terhadap semangat para guru dalam memperhatikan setiap karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Mereka selalu berusaha memberikan pendidikan yang terbaik bagi peserta didik di Wayatim dengan menerapkan startegi dan metode pembelajaran yang inovatif. Seperti yang ada dalam video, salah satu cara untuk mengajarkan pentingnya merawat bagian tubuh adalah dengan menerapkan metode pembelajaran dokter kecil. Dalam metode ini, guru akan menunjuk beberapa peserta didik sebagai dokter kecil. Dokter kecil ini bertugas untuk memeriksa kebersihan anggota tubuh teman-temannya, seperti kuku, rambut, mata, mulut dan gigi. Metode pembelajaran dokter kecil berhasil mengubah perilaku peserta didik menjadi lebih peduli terhadap kebersihan dan perawatan tubuh mereka. Hal ini dikarenakan peserta didik melihat pemodelan teman sebayanya yang menjadi dokter kecil sehingga mereka termotivasi untuk menjaga kebersihan tubuhnya.

Tidak hanya itu, guru juga memperhatikan kemampuan awal peserta didik sehingga banyak video yang menampilkan penerapan scaffolding yang dilakukan guru. Contohnya, penerapan metode tutor sebaya dalam pelajaran agama islam. Metode ini memberikan kesempatan peserta didik yang lebih mampu untuk membantu peserta didik yang kurang mampu. Dengan metode ini, peserta didik yang kurang mampu dapat belajar dari peserta didik yang lebih mampu. Selain itu, dalam pelajaran bahasa inggris karena ini merupakan bahasa asing bagi peserta didik sehingga mereka kesulitan mempelajarinya. Guru peka terhadap kesulitan tersebut, oleh karena itu guru menggunakan media kartu yang berisikan gambar profesi dalam bahasa inggris untuk membantu peserta didik memhami materi. Dengan melihat gambar profesi, peserta didik dapat lebih mudah mengingat dan memahami istilah-istilah bahasa inggris yang berkaitan dengan profesi. Penerapan scaffolding membantu peserta didik untuk belajar secara lebih efektif dan efisien. Peserta didik akan merasa lebih termotivasi untuk belajar karena mereka merasa mampu untuk memahami materi pelajaran.

Guru SD Wayatim juga kompak dalam memfasilitasi minat dan bakat peserta didik. Contohnya, guru membimbing minat dan bakat menggambar, menari, dan menyanyi. Hal ini menunjukkan bahwa guru di SD Wayatim memiliki komitmen untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi peserta didik. Semangat para guru di SDN Wayatim membuka pandangan saya bahwa apapun kondisinya, memperhatikan kebutuhan peserta didik adalah prioritas guru dalam merancang dan menerapkan pembelajaran. Dengan mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang dialami peserta didik, guru dapat menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik.

Eksplorasi Konsep

·           Apa yang anda pelajari dari konsep yang anda pelajari dalam topik ini?

Hal yang saya pelajari dari konsep ini adalah bahwa kondisi pendidikan di Indonesia khususnya di daerah pelosok, meskipun mengalami keterbatasan namun guru tetap memberikan pengajaran yang terbaik kepada peserta didiknya melalui penerapan pendekatan, strategi, metode, dan teknik sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik. Scaffolding adalah istilah yang diperkenalkan oleh Vygotsky. Secara sederhana, scaffolding dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan secara bertahap kepada anak dari orang dewasa atau orang yang lebih kompeten agar anak dapat menyelesaikan tugas yang lebih sulit dari tingkat perkembangan kognitifnya. Scaffolding adalah proses memberikan dukungan dan bimbingan kepada peserta didik untuk memahami sesuatu yang baru dengan memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang sudah mereka miliki.

Penerapan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sebagai scaffolding pada ZPD dapat memberikan dampak positif terhadap proses pendidikan dan pembelajaran di Indonesia. Scaffolding dapat membantu peserta didik untuk mencapai zona perkembangan potensial mereka, sehingga mereka dapat belajar secara lebih efektif dan efisien. Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Peserta didik memiliki perbedaan kemampuan sehingga membutuhkan scaffolding yang berbeda pula dalam belajar. Untuk menerapkan scaffolding, guru perlu memahami tingkat kemampuan peserta didik atau ZPD dan kebutuhan masing-masing peserta didik. ZPD adalah jarak antara kemampuan peserta didik untuk menyelesaikan tugas dengan bimbingan orang dewasa atau kolaborasi teman sebaya dan pemecahan masalah secara mandiri sesuai kemampuan peserta didik. Dengan memahami tingkat kemampuan mereka, guru dapat menerapkan scaffolding sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

 

Ruang Kolaborasi

·           Apa yang anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan anda dalam ruang kolaborasi?

Dalam ruang kolaborasi kami berbagi pandangan terkait penerapan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik. kami sepakat bahwa pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD mempengaruhi proses pendidikan. Ini dikarenakan beberapa hal penting, yaitu: (1) Scaffolding dapat membantu peserta didik untuk mencapai zona perkembangan potensial mereka dan belajar secara lebih efektif dan efisien. Scaffolding memberikan dukungan dan bimbingan kepada peserta didik untuk membantu mereka memahami materi pelajaran dengan lebih mudah dan cepat. (2) scaffolding menggunakan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar konstruktivisme menekankan pada peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. peserta didik didorong untuk membangun pengetahuannya sendiir melalui pengalaman belajar yang bermakna. (3) scaffolding menekankan pendekatan kolaborasi. Scaffolding melibatkan peserta didik dalam bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Pendekatan kolaborasi dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan kerja sama dan komonikasi. (4) Guru bertindak sebagai fasilitator yang memberikan bantuan sesuai ZPD peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan dukungan dan bimbingan kepada peserta didik sesuai dengan kebutuhan mereka. Guru memberikan bantuan yang sesuai dengan ZPD peserta didik, sehingga mereka dapat belajar secara mandiri. (5) pemberian bantuan guru berangsur-angsur dikurangi seiring dengan semakin mahirnya peserta didik menyelesaikan tugas. Hal ini bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar. (6) scaffolding dapat meningkatkan kemandirian peserta didik dalam belajar. Scaffolding memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri agar melatih keterampilan yang sudah mereka miliki. (7) scaffolding memberikan pengalaman yang bermakna melalui interaksi sosial antar peserta ddiik atau dengan guru sehingga pemahaman peserta didik akan meningkat. Scaffolding melibatkan peserta didik dalam interaksi sosial dengan orang lain yang berguna untuk memahami materi pelajaran.  

 

Demonstrasi kontekstual

·           Apa hal penting yang anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)?

Hal penting yang saya pelajari dari proses demontrasi kontekstual bersama para rekan adalah bagaimana cara menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik. Namun, sebelumnya guru perlu mengidentifikasi tingkat ZPD peserta didik dan kesulitan yang dialami masing-masing mereka. Dengan demikian, guru dapat lebih mudah merancang pembelajaran menggunakan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan tingkat ZPD peserta didik. Penerapan scaffolding dilakukan secara bertahap, artinya tidak semerta-merta guru membantu dan membimbing peserta didik terus menerus melainkan dikurangi seiring mereka sudah mencapai perkembangan potensialnya.

Berikut adalah beberapa contoh pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang dapat diterapkan sebagai scaffolding: (1) Pendekatan konstruktivis: Pendekatan ini menekankan pada peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik didorong untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajar yang bermakna. (2) Strategi pembelajaran berbasis masalah: Strategi ini melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah yang nyata. Peserta didik didorong untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk memecahkan masalah tersebut. (3) Metode pembelajaran kooperatif: Metode ini melibatkan peserta didik dalam bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan bersama. Metode ini dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan kerja sama dan komunikasi. (4) Teknik pembelajaran kolaboratif: Teknik ini melibatkan peserta didik dalam bekerja sama dengan guru atau orang lain yang lebih kompeten untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik ini dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

 

Elaborasi pemhaman

·           Sejauh ini, apa yang sudah anda pahami tentang topik ini?

Sejauh ini saya memahami cara menyikapi sebuah tantangan pendidikan di Indonesia yaitu dengan memahami dan peka terhadap kebutuhan dan karakteristik peserta didik meskipun di daerah pelosok atau minimnya tenaga pendidik di sekolah tersebut, mengingat kondisi pendidikan di Indonesia yang masih belum merata. Selain itu, baik di daerah kota maupun pelosok, setiap peserta didik dikodratkan memiliki potensi masing-masing sehingga guru menjembatani mereka untuk menemukan dan mengembangkan potensinya. Salah satu upaya yang dilakukan guru adalah menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik. Guru perlu memahami kebutuhan, karakteristik, kesulitan, dan potensi peserta didiknya untuk menentukan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik. Pemahaman ini saya peroleh dari beberapa literatur dan menyaksikan video pembelajaran di SDN Wayatim.

 

·           Apa hal baru yang anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran?

Sebelum pembelajaran pada topik pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik, saya memahami bahwa scaffolding adalah dukungan dan bimbingan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik untuk membantu mereka belajar. Namun, saya belum memhami secara mendalam tentang konsep scaffolding, termasuk teori yang mendasarinya, manfaatnya, dan penerapannya dalam pembelajaran. Setelah pembelajaran, saya telah memahami hal-hal baru seperti Scaffolding didasarkan pada teori belaar konstruktivisme yang menekankan pada peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Jadi, scaffolding bukan semerta-merta memberikan bantuan langsung dari guru untuk peserta didik melainkan mendorong peserta didik untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajar yang bermakna. Oleh karena itu, scaffolding menekankan pendekatan kolaborasi untuk mengembangkan keterampilan kerja sama dan komonikasi sekaligus mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan bersama. Dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan bantuan sesuai ZPD peserta didik. Bantuan tersebut berangsur-angsur dikurangi seiring dengan semakin mahirnya peserta didik menyelesaikan tugas. Ini bertujuan agar peserta didik tidak selalu bergantung pada orang lain dan dapat belajar secara mandiri.

Hal-hal baru yang saya pahami ini telah mengubah pemahaman saya tentang scaffolding. Saya sekarang memahami bahwa scaffolding bukan hanya sekedar bantuan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik. Scaffolding adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk mencapai potensi mereka dan menjadi pembelajar yang lebih efektif dan efisien dengan terus mengurangi scaffolding.

 

·           Apa yang ingin anda pelajari lebih lanjut?

Saya ingin belajar lebih lanjut tentang bagaimana cara menentukan tingkat perkembangan peserta didik yang tepat untuk penerapan scaffolding dan bagaimana cara memberikan bantuan yang tepat dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik?

 

Koneksi antar materi

·           Apa yang anda pelajari dari koneksi antara materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?

Hal yang saya pelajari dari koneksi antar materi ini adalah bahwa pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik juga ditekankan di mata kuliah lainnya hal ini terkoneksi dan berkesinambungan yang dapat dilihat pada link video berikut https://drive.google.com/file/d/1TGpJyQuNlnE1frl2TOpSZ1zyI-WbbgWj/view?usp=drive_link

 

Aksi nyata

·           Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan anda sebagai guru?

Manfaat mempelajari pendekatan, strategi, metode, dan teknik sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik, saya menjadi tahu bahwa setiap peserta didik memiliki tingkat ZPD yang beragam. Ada yang mungkin dapat memahami materi dengan cukup mengamati saja, sementara yang lain memerlukan bimbingan dari guru untuk memahami materi tersebut. Informasi ini berguna dalam merancang pembelajaran seperti pemilihan pendekatan, strategi, metode, dan teknik sebagai scaffolding yang sesuai dengan tingkat ZPD peserta didik. Dengan scaffolding, peserta didik dapat belajar lebih efektif dan efisien. Dalam video penerapan scaffolding di SD Wayatim dapat dilihat dari beberapa contoh, seperti: (1) penerapan metode tutor sebaya dalam pelajaran agama islam. Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik yang kurang mampu. (2) penggunaan media kartu yang berisikan gambar profesi dalam bahasa inggris. Media ini memudahkan peserta didik untuk memahami materi bahasa inggris. (3) pembimbingan minat dan bakat peserta didik dalam bidang menggambar, menari, dan menyanyi. Pembimbingan ini dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka. Upaya-upaya tersebut menunjukkan bahwa para guru di SD Wayatim memiliki komitmen untuk memberikan pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik.

·           Bagaimana anda menilai kesiapan anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya?

Saya menilai kesiapan saya saat ini dalam memperhatikan pendekatan, strategi, metode, dan teknik sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik adalah 8,5 dalam skala 1-10. Alasan saya menilai demikian karena saya telah memahami konsep scaffolding secara mendalam, termasuk teori yang mendasarinya, manfaatnya, dan penerapannya dalam pembelajaran. Saya memahami berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik yang dapat diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik. Saya juga memiliki pengalaman dalam menerapkan scaffolding dalam pembelajaran. namun, saya masih perlu meningkatkan kesiapan saya dalam beberapa aspek seperti saya perlu lebih terampil dalam menerapkan scaffolding dalam berbagai konteks pembelaran. Saya perlu lebih mampu untuk menyesuaikan scaffolding dengan kebutuhan peserta didik yang berbeda-beda. Saya percaya bahwa dengan terus belajar dan berlatih, saya dapat meningkatkan kesiapan saya dalam memperhatikan pendekatan, strategi, metode, dan teknik sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik.

·           Apa yang perlu anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?

Berikut adalah beberapa hal yang perlu saya persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik dengan optimal: (1) pemahaman yang lebih mendalam tentang teori belajar konstruktivisme yang mendasari scaffolding sehingga saya dapat menerapkan scaffolding lebih tepat dan efektif. (2) keterampilan dalam menganalisis kebutuhan peserta didik, hal ini dengan maksud dapat memberikan scaffolding yang tepat, sehingga perlu memahami kebutuhan peserta didik secara individual. Saya perlu dapat dapat mengidentifikasi tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial peserta didik. (3) keterampilan dalam memilih dan menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik scaffolding yang tepat. Ada banyak pendekatan, strategi, metode, dan teknik scaffolding yang dapat diterapkan, saya perlu dapat memilih dan menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik yang tepat sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan konteks pembelajaran. (4) keterampilan dalam memberikan umpan balik yang konstruktif agar dapat membantu peserta didik untuk memperbaiki kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman mereka. Saya yakin dengan mempersiapkan diri lebih lanjut, saya dapat menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik sebagai scaffolding pada ZPD peserta didik dengan optimal.  

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKSI NYATA TOPIK 1 PADA MATA KULIAH PERSPEKTIF DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN ALUR “MERDEKA”

AKSI NYATA TOPIK 2 PADA MATA KULIAH PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN ALUR "MERDEKA"